LIORA's JOURNAL MOTHERHOOD tips

(Anak) LDR dengan Ayah? No worries!

Father-child bonding = mother-child bonding.

Hubungan LDR antara Anak-Istri dengan Suami pasti ada rintangannya. Kalau hubungan Liora LDR dengan papanya membuat dia sempat nggak paham sama papanya sendiri. Kalau ketemu, nggak mau digendong bak ketemu orang asing. Sedih? Lebih ke miris sih. Kalau dari sisi saya, yaaaah nggak bisa diajakin gantian gendong kalau lagi keluar rumah bertiga. Encok nih encok 😅 hahaha. Makanya, penting banget yang namanya quality time saat ketemu. Pernah saya dan Putra jalan sehat bareng Liora. Itu sebagai salah satu bentuk qtime kita.

Baca juga: Sukses Jalan Sehat Bareng Bayi

Tapi ternyata, lama kelamaan anak juga bakalan paham sama ayahnya. Mereka seperti merasa berada di frekuensi yang sama. Nah ada beberapa fase Liora menuju kenal papanya. Mungkin beberapa poin ini dirasakan juga bagi para ayah yang LDR sama Anak-Istri wkwkwk.

🤗 Everyone is the same (0 – 2.5 bulan). Fase ini benar-benar fase yang flat. Digendong papanya, tak berontak. Mungkin baginya, semua orang itu sama. Masa keemasan nih bagi seorang Putra. Tapiiii fase ini adalah fase Putra kaku banget menggendong bayi dan takut-takut gitu wkwkwk which is kesempatan emas yang kurang dimaksimalkan Putra untuk menggendong lebih lama.

🤗 “Bring my mama, please” (2.5 – 5 bulan). Termasuk fase yang berat bagi saya dan Putra. Saya cukup lelah juga karena kemana-mana Liora attached banget sama saya. Dan bagi Putra yang tinggal jauh dari anak dan saat melepas rindu itu cukup menyedihkan karena Liora belum mau berlama-lama dengannya. Liora mau saja sih digendong papanya tapi sebentar banget. Tampaknya sudah mulai terbiasa dan paham dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Karena jarang sekali melihat papa di sisinya, jadi seperti bertemu orang asing. Kalau papanya gendong, bahasa tubuhnya mengisyaratkan “Sebentar aja atau aku nangis, nih!” Lalu tak lama kemudian sang mama lari entah dari sudut mana atau lagi ngapain muncul seketika demikian dengan tangis yang hilang setiba mamanya menghampiri.

Kira-kira beginilah wujud nempelnya sama saya.

Baca juga: Setelah Jadi Mama, Saya…

🤗 He caught my eyes (5 – 8 bulan). Bapak saya bercerita, dulu waktu saya kecil pernah LDR dengan bapak saya. Enam bulan lamanya tidak bertemu, saat ketemu saya curi-curi pandang dengan malu-malu. Ada juga guru SMA Putra yang bercerita kisah anak dan suaminya yang jarang bertemu tapi lirik-lirik penasaran. Ternyata hal itu nyata adanya. Demikian terjadi pada Liora. Saat mulai digendong papanya, ekspresi menunjukkan tanda-tanda tak mau digendong. Saya ambil alih, matanya beberapa kali menatap papanya. Saat saya taruh di kasur, terkadang menghampiri papanya dan menyentuh wajahnya. Tapi ya kalau digendong lagi, ya belum bertahan lama 😅 Tapi yang terpenting sudah ada ketertarikan.

🤗 Pa pa pa pa oh he is my papa (8 bulan – sekarang). Awal-awal bisa mengoceh lumayan sering ngomong ma ma ma ma ma. Semakin ke sini lebih sering pa pa pa pa pa. Saat saya mencoba mengajak Liora melafalkan ma ma ma ma ma, alih-alih menirukan saya Liora malah balas pa pa pa pa pa. Hmmmmm. Hahaha. Okelah, di fase ini menunjukkan ketertarikan terhadap sosok laki-laki yang dicintai ibunya *eh*. Jadi, sebentar demi sebentar lama-lama menjadi lama: Ketahanan Liora digendong papanya semakin lama. Candaan papanya pun semakin diperhatikan dan diapresiasi dengan tawanya. Terharu melihat Liora bisa bertahan lama dengan papanya. Di sisi lain, akhirnya… mama bisa istirahat bentaaaar aja *ngebatin*. Saya sangat terharu adalah saat ada acara, kondisi ramai dan banyak saudara datang, Liora mau digendong papanya dan saya bisa berbincang haha hihi dengan saudara yang datang. Sangat luv dengan kemajuan Liora yang mulai lebih mengenal papanya… juga papanya Liora yang berusaha membuat candaan hingga Liora tertawa dan betah (catatan untuk Papa Putra: “Saat pulang lagi, candaannya ganti dong, aku udah bocen.” Kata Liora). LOL.

🤗 Mystery phase is processing . . . . . . . . Fase pendekatan antara anak dan ayah yang memiliki hubungan jarak jauh tidak berhenti pada fase di atas. Untuk saat ini, hubungan Liora dan papanya baru mulai dekat dan betah untuk bersama agak lama. Penasaran fase selanjutnya yang terjadi antara Liora dan papanya. Hm… Yang paling saya nantikan adalah Putra dilarang pergi jauh dari Liora dan bilang, “Liora kasih mama ‘me time’ dan Liora mau berduaan sama Papa.” Hm… sounds super super great!!! Hahaha *nyicil untuk mikirin mau ngapain yaaaaa*.

LAKUKAN INI DALAM MENGHADAPI LDR ANAK-AYAH

Judulnya gitu amat yak! Ya kira-kira intinya begitu deh yang kalau-kalau ada yang khawatir anak lupa sama bapaknya sendiri. Kalau saya sih emang nggak khawatir. Sejak awal saya sudah lekatkan dalam kalau pertumbuhan anak itu proses.

Sampai sekarang bahkan giat saya sounding konsep itu dalam pikiran karena belakangan Liora semakin nempel banget sama saya. Digendong yang lain (selain papanya) nggak mau 🙁 Omongan orang lain yang kadang menusuk: 1) Wes ketunggon, sih! >> yang inti dari artinya: saya selalu sama Liora terus, bareng terus. 2) Hooo nempelan terus sama mboknya nggak mau sama yang lain. >> dengan nada yang… begitu deh. Ungkapan itu seperti ‘ada yang salah’ dengan gaya asuh saya. Ah sungguh ungkapan yang judgmental. Saya bisa saja membela diri dengan menceritakan kondisi  saya yang full time mama bagi Liora, betapa saya sayang-sayangin, cium-ciumin, peluk-pelukin Liora 24 jam ditambah direct breastfeeding yang berperan besar membuat bonding kami sangat kuat; Lalu kenyataan bahwa each baby/kid has their own milestones. But no one cares! Enaknya kan menilai yang terlihat di depan matanya aja. Hiks malah curhat.

💪 Sabar. Bersabar seperti bukan solusi ya apalagi kalau punya stok sabar yang terbatas. Tapi inilah yang tepat untuk menghadapi proses pengenalan anak terhadap ayahnya. Dengan kata lain, menghargai proses. Bahkan butuh berbulan-bulan bagi Liora untuk paham papanya. Sampai saat ini pun belum 100% ingat papanya. Saya dan Putra nggak ngotot untuk Liora paham papanya tapi saya dan Putra terus coba dengan hal-hal kecil untuk Putra yang berkomunikasi dengan Liora. Kalau belum ngeh, coba lagi.

💪 Komunikasi. Zaman sekarang dimudahkan kemajuan teknologi komunikasi. Dari yang cuma denger suara eh ini bisa liat wujud lawan bicara di seberang sana. Manfaatkan ini nih. Jika situasi cocok sempatkan video call. Terkadang agak susah menyamakan jadwal keseharian Putra dan Liora (iya, saya kayak manajernya mereka 😜) karena jadwal kerja Putra yang shift 1, shift 2, bahkan kadang shift 3 dengan jadwal makan-main-tidurnya Liora bertabrakan. Sungguh, video call ini memberi sumbangsih yang lumayan pada progress pengenal Liora terhadap papanya. Disuruh kiss, Liora mau menempelkan mulutnya pada layar HP yang ada wujud papanya. Dan selain itu juga foto berguna. Tampilkan foto ayahnya dan pura-pura lagi video call. Saya baru coba belakangan ini dan it works! *terharu lagi*.

Coba-coba menunjukkan kedua foto ini pada Liora dengan gaya video call, respon positif terjadi! Liora mau cium dan mengoceh.

So far, dua hal itu yang bisa saya lakukan. Semoga setiap pertemuan anak dan ayahnya yang terpisah karena LDR menunjukkan kemajuan yang berarti. Jika belum, tetap semangat!

 

Love,

 

 

 

Copyright: Text & Photo by marthagiotita La Young Mama

2 thoughts on “(Anak) LDR dengan Ayah? No worries!”

  1. Serasa ada temen
    Kami pun LDR Jawa Papua, Mbaa
    Sejauh ini bocil aman2 aj
    Yups salah satuny vicall
    Rutin bangett gak boleh g
    Doa saya smoga g ldm lg y mbaa
    Doakan sy jg xixixi

Leave a Reply to marthagiotita Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *